Minggu, 18 Desember 2011

Identifikasi Kation Golongan Lima

IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN V
Kation-kation pada golongan ini tidak mengendap dengan reagen-reagen golongan sebelumnya. Namun pada golongan ini tidak ada reagen umumnya. Reaksi golongan : kation-kation pada golongan lima tidak bereaksi pada asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida atau (jika ada garam-garam amonium) dengan amonium karbonat. Rfeaksi-reaksi khusus atau uji mnyala dapat dipakai untuk mengidentiofikasi kation-kation pada golongan ini.
Dari kation-kation golongan ini, magnesium memperlihatkan reaksi-reaksi yang serupa dengan reaksi-reaksi dari kation-kation pada golongan empat. Namun, magnesium karbonat dengan adanya garam amonium, larut, maka dalam pengerjaan analisis sistematis, magnesium tidak akan mengendap bersama kation golongan ke empat.
A. Magnesium, Mg
Magnesium adalah logam putih yang dapat ditempa dan liat. Logam ini mudah twerbakar di udara atau oksigen dengan cahaya putih yang berkilat membentuk MgO dan sedikit Mg2¬N¬2. Logam ini terurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titk didih air berlangsung dengan cepat. Mg mudah larut dalam asam dan membebaskan hidrogen.
B.Kalium, K
Kalium adalah logam putih-perak yang lunak. Tidak berubah di udara yang kering, tetapi mudah dioksidasi dalam udara basah yang mula-mula menjadi film yang biru. Logam itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil melepaskan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung. Kaliumj biasanya disimpan dalam pelarut nafta. Garam-garam kalium mengandung kation monovalen K+. Garam-garam ini biasanya larut dan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna.
C. Natrium, Na
Natrium adalah logam putih-perak yang lunak. Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk natrium hidroksida dan hidrogen.

PEMISAHAN KATION-KATION GOLONGAN IV DAN V
Kation-kation golongan IV tidak dapat diendapkan langsung dari filtrat yang diperoleh setelah pengendapan golongan IIIB karena sudah mengandung garam-garam ammonium dalam konsentrasi yang tinggi. Walaupun demikian hal ini perlu dipertahankan sewaktu golongan IIIA diendapkan, untuk mencegah pengendapan magnesium hidroksida bersama-sama golongan ini. Namun ada juga kerugian yang ditimbulkan dari hal ini yaitu akan mencegah pengendapan secara kuantitatif dari karbonat-karbonat alkali tanah karena ion-ion ammonium akan mengurangi konsentrasi ion-ion karbonat dalam larutan.
Terkadang ada juga beberapa saran dari buku untuk menghilangkan garam-garam ammonium hanya dengan sublimasi saja. Hal ini dapat dilakukan dengan menguapkan filtrat yang telah diasamkan di atas penangas air dan dilanjutkan dengan memanaskan residu pada suhu yang lebih tinggi sampai uap putih garam-garam ammonium berhenti keluar. Namun jauh lebih mudah untuk menghilangkan garam-garam ammonium dengan asam nitrat pekat.
NH4+ + HNO3 N2O + 2 H2O + H+
Reaksi ini berjalan pada suhu yang lebih rendah daripada yang diperlukan untuk meguapkan garam-garam ammonium.
Namun sejumlah kecil ion ammonium harus selalu ada, gunanya untuk mencegah pengendapan magnesium. Maka sejumlah kecil ammonium klorida ditambahkan setelah garam-garam ammonium dihilangkan.
Ketika mengendapkan SrCO3 dan/atau CaCO3 dalam pemisahan adalah dengan memakai sedikit NaCO3 ketimbang (NH4)2CO3. Sekali karbonat-karnonat telah diendapkan dan disaring . Untuk ini ada dua metode yang diuraikan.
1.Metode sulfat dapat digunakan dala semua keadaan
2.Metode nitart berdasarkan atas suatu fenomena yang tidak biasa yaitu penggraman strontium nitrat dengan asam nitrat.
·        Pemisahan kation-kation golongan IV dengan metode sulfat
Endapan yang didapatkan dicuci dengan air panas. Larutkan endapan dala 5 ml asam asetat 2M yang panas dengan menuangkannya dalam kertas saring. Lakukan uji K2CrO4 terhadap Ba. Endapan kuning menunjukkan adanya Ba.
Jika Ba ada. Panaskan sisa larutan sampai mendidih dan tambahkan K2CrO4 berlebihan. Saring dan cuci dengan air panas. Kemudian jadikan basa dengan menambahkan (NH4)2CO3 berlebihan. endapan putih menandakan adanya SrCO3.
Bila Ba tidak ada, buang bagian yang dipakai untuk menguji terhadap barium, dan pergunakan sisa larutan setelah didihkan selama 1 menit untuk mengusir CO2, digunakan untuk menguji striontium dan kalsium.
Dengan menambahkan (NH4)2SO4 jenuh dan dipanaskan SrSO4 sebagian besar mengendap setelah didiamkan. Penambahan NA2S2O3 manambah kalarutan CaSO4 dan akan mengurangi kopresipitasi dengan SrSO4.
Dalam prosedur lain yang memakai trietanolamina dan larutan (NH4)2SO4 jenuh ada kemungkinan ion kompleks  heksokistrietanolaminokalsium (II) terbentuk dan hanya sedikit sekali CaSO4 diendapkan
Kalsium mudah diidentifikasi dengan mengendapkan sebagai CaC2O4 disusul dengan uji nyala
Begitulah seterusnya untuk melakukan uji setiap kation yang kemungkinannya terkandung. Pada proses pemisahan terdapat fungsi asam asetat yang gunanya untuk mengubah sebagian dari kelarutan yang tida tercapai
·        Pemisahan kation-kation golongan IV dengan metode nitrat
Tidak begitu jauh berbeda dengan metode sebelumnya. Endapan juga dicuci dengan air panas. Hanya saja dalam prosesnya digunakan asam nitrat 83%, maka karbonat-karbonat yang tadi diubah menjadi nitrat-nitrat. Sr(NO3)2 tidak larut dalam suasana ini sedangkan Ca(NO3)2 melarut. adanya Sr dinyatakan dengan uji nyala. Setelah filtrat diuapkan dengan perlahan untuk menghilangkan HNO3 diperoleh Ca(NO3)2. Yang terakhir dilarutkan dalam air, dijadikan amonikal lalu ditambahkan dengan (NH4)2C2O4 biarCaC2O4 mengendap.
Dari sinilah diketahui kandungan kation-kation apa saja yang terkandung di dalam sampel.Dengan begitu hal ini sudah dapat dikatakan pemisahan kation-kation dari suatu sampel. proses untuk pemisahan dan ciri-ciri yang dari sebuah kation dapat diketahui.
Sedangkan untuk kation-kation golongan V tidak memiliki reagen apapun.Karena dalam proses pemisahannya tidak digunakan reagen spesifik. Walaupun demikian, kita tetap dapat menentukan kandungan sampel tersebut, apakah mengandung kation-kation dari golongan V atau tidak.
Sampel yang didapatkan ditambah dengan NH4OH dan (NH4)2CO3, kemudian dipanaskan dan disentrifuge. Maka akan didapatkan endapan golongan empat dan sentrat golongan V. Endapan ayng terbentuk berwarna putih. Pada endapan ditambahkan CH3COOH kemudian diambil sebagian untuk menguji adanya Ba. Caranya ditambahkan K2CrO4. Jika sample mengandung Ba, maka akan terbentuk endapan berwarna merah jingga. Tetapi kami tidak mendapatkan endapan. Kemudian sisa larutan tadi ditambahkan ammonium asetat dan kalium kromat. Dipnaskan dan sentrifuge. Maka akan terdapat endapan dan sentrat. Endapan mungkin mengandung Ba. Untuk mengujinya dilakukan uji nyala. Tetapi kami tidak mengerjakannya karena tidak ada alat.
Untuk sentrat, mungkin mengandung Sr, Ca, dan Mg. Filtrat ditambahkan ammonium dan etanol. Jika mengandung Sr, maka akan didapatkan endapan. Tetapi kami tidak mendapatkan endapan. Berarti sample kami tidak mengandung Sr. Untuk filtrtnya, ditambahkan H2O dan H2C2O4. Panaskan dan sentrifuge. Jika mengandung Ca, maka akan terdapat endapan. Tetapi kami tidak mendapatkan endapan. Tetapi menurut asisten sample kami mengandung Ca. Berarti terjadi kesalahan ketika menambahkan reagen. Kemudian pada sentrat ditambahkan dengan N2HPO4 dan NH4OH. Jika mengandung Mg maka akan didapatkan endapan putih. Dan kami mendapatkan endapan putih. Berarti pada sample mengandung Mg.
Untuk menguji golongan V, pada sample awal diuji NH4. Caranya dengan kertas lakmus merah. Jika mengandung NH4, warna lakmus merah berubah menjadi biru. Tetapi kertas lakmus kami tidak berubah warna. Padahal menurut asisten, sample kami mengandung NH4. Kemudian sentrat golongan V tadi, diuji apakah mengandung K atau tidak. Caranya larutan ditambahkan Na Cobalthy nitrit dan 2 tetes asam asetat. Jika mengandung K, maka akan terdapat endapan kuning. Tetapi kami tidak mendapatkan endapan. Berati pada sample kami tidak mengandung K.




Kesimpulan
Kation golongan V terdiri dari magnesium, natrium,kalium, danamonium. Warna dasar kationpada umumnya adalah bening. Reagensia golongan secara umum untuk kation-kation ini tidak ada. Reaksi-reaksi khusus atau uji nyala dapat dipakai untuk mengidentifikasi kation ini.
1. Kation dari identifikasi golongan V adalah Mg2+, K+, Na+.
2.Sampel yang digunakan dalam identifikasi golongan V adalah MgCl2, KCl ,NaCl
3.Dalam mereaksikan sample dan reagen perbandingan antara sample dan reagen harus seimbang sehingga hasil praktikum yang didapat sesuai dengan teori.
Sampel yang tersedia direaksikan dengan NH4OH dan (NH4)2CO3, panaskan lalu sentrifuse. Hasil yang didapat adalah berupa endapan yang mengandung golongan IV dan sentrat yang mengandung golongan V. Endapan tersebut kemudian ditambahkan dengan CH3COOH, lakukan uji Ba2+. Campuran tadi ditambahkan lagi dengan (NH4)CH3COO dan K2CrO4, panaskan dan sentrifuse. Kembali didapatkan endapan yang kemudian direaksikan dengan HCl dan dilakuka uji nyala. Sedangkan sentratnya yang mengandung Sr2+, Ca2+ dan Mg2+ direaksikan dengan NH4OH dan C2H5OH dengan perbandingan 1:1, lakukan sentrifuse. Didapatkan endapan yang selanjutnya direaksikan dengan (NH4)2CO3, H2C2O4, CH3COOH dan (NH4)2SO4 yang nantinya akan didapatkan endapan kuning-hijau yang menandakan adanya Sr2+. Sentratnya ditambahkan dengan N2HPO4 dan NH4OH,panaskan dan sentrifuse, yang nantinya akan didapatkan endapan putih menandakan adanya Mg2+.
Kembali pada sentrat yang dihasilkan semula, lakuka uji K+ dengan menambahkan Na cobalthynitrit dan CH3COOH. Nantinya akan terbentuk endapan warna kuning. Kemudian lakukan uji NH4+. Ada beberapa cara untuk melakukan uji NH4+. Pertama dengan menggunakan kertas saring,nantinya akan terbentuk noda hitam pada kertas tersebut. Kedua dengan menambahkan HCl, yang akan terbentuk kabut putih. Ketiga dengan uji lakmus, akan terbentuk warna biru yang menandakan sifat basa.

Saran
Untuk melakukan praktikum dengan objek identifikasi golongan V ini diharapkam setiap praktikan mengerti dan paham kan semua reaksi dan memahami endapan yangb terbentuk dan menyesuaikannya dengan literature.
1. Lakukan praktikum sesuai dengan skema kerja.
2. Ketahui ciri khas dari reaksi antara sampel dan reagen spesifiknya
3. Ketahui warna dasar setiap kation, untuk memudahkan pada saat pemisahan kation dari sample dalam golongan.
4. pakaiah masker jika diperlukan saat menggunakan reagen-reagen yang berbahaya.
Untuk melakukan pemisahan kation-kation golongan ini, ada beberapa saran yang dapat disampaikan.
a. pelajari kembali warna dasar kation, hal ini dapat memudahkan dalam pemisahan kation.
b. Mengetahui reagen-reagen spesifik dari golongan maupun masing-masing kation.

Islam di Ethiopia


1.   Ethiopia
Ethiopia terletak di belahan Afrika Bagian Timur (Tanduk Afrika), dahulu terkenal dengan nama Habsyi atau Abyssinia. Letak Geografis dan Penduduk Ethiopia berbatasan dengan Somalia, Kenya, Sudan, Eritrea dan Djibouti, dengan luas wilayah 1.127.127 km2. Beriklim tropik basah. Hasil tambang utama adalah emas, platina, tembaga, gas alam, dan potassium. Jumlah penduduknya sekitar 66.557.553 orang, dengan angka pertumbuhan rata-rata per-tahun 1,96%, angka kelahiran 39,81 per-1000, sedangkan angka kematian 20,17 per-1000. Penduduk Etiopia terdiri dari bermacam-macam suku antara lain Oromo (40%, Amhara dan Tigre 32%, Sidamo 9%, Shankella 6%, Somali 6%, Afar 4%, Gurage 2%, lain-lain 1%. Jumlah penganut Islam 45-50%, Kristen (Ethipian Orthodox) 35-40%, Animisme dan lain-lain 20%. Bahasa nasionalnya adalah Amharic, ditambah dengan bahasa lokal: Tigrinya, Oromigna, Guaragigna, Somali, Arab. Bahasa Inggris dipergunakan pada sekolah dan universitas.
A.     Ekonomi
Perekonomian Etiopia didukung oleh sektor pertanian, yang menyumbang separuh GDP, 85% export serta menyerap 80% tenaga kerja. Angka pertumbuhan rata-rata 3%, dengan inflasi rata-rata 4%. Pendapatan per-kapita US $ 700,-. Angkatan kerja diserap oleh sektor pertanian sebesar 80%, pemerintahan dan jasa 12%, industri dan konstruksi 8% Hasil tambang utama adalah emas, platina, tembaga, gas alam, potassium dan hydreopower. Sedangkan hasil industrinya berkisar pada food processing, minuman, tekstil, bahan kima, metals processing dan semen. Sedangkan hasil pertanian unggulan adalah sereal, kopi, sayuran, domba, kambing, dan kacang-kacangan.
Angka eksportnya sebesar US $ 433 juta, dan import sebesar US $ 1,63 milyar. Komoditi eksportnya adalah kopi, emas, binatang hidup, produk kulit, sedangkan patner ekspor Inggris, Djibouti, Jerman, Itali, Jepang, Saudi Arabia dan Amerika Serikat. Komiditi yang diimport adalah makanan, binatang hidup, minyak dan produknya, bahan kimia, mesin, motor, dan tekstil. Patner import Saudi Arabia, Cina, Italia, India, dan Jerman. Indonesia belum termasuk di dalamnya. Mata uang Etiopia adalah ‘birr (ETB’. US $ 1,- equivalent 8.46 birr (ETB).

B.     Sejarah Pemerintahan
1.      Sistem Kekhalifahan Islam
Kesultanan Adal
Kesultanan Adal berdiri pada abad tahun 1420 M. Kesultanan Muslim itu berpusat di sebelah barat laut Somalia. pada masa kejayaannya, Kesultanan Adal sempat menguasai sebagian besar wilayah Ethiopia serta Somalia.
Di bawah kepemimpinan Sultan Ahmad bin Ibrahim Al-Ghazi, Kesultanan Adal pada tahun 1527 M berhasil menaklukan Ethopia dari kekuasaan Dinasti Solomonic. Sejarawan IM Lewis mengungkapkan, kekuatan pasukan kesultanan ini didukung oleh pasukan tentara yang berasal dari etnis Somalia.
Kesultanan Adal mampu bertahan hingga tahun 1560 M. Sebelum 1288, Adal merupakan sebuah provinsi Muslim yang berada dalam genggaman Dinasti Solomonic Kristen. Namun, kekuasaan dinasti Nasarani itu memudar setelah umat Islam di wilayah itu melakukan pemberontakan dan kemudian mendirikan kesultanan sendiri.
Kesultanan Shoa
Menurut Ensiklopedi Brittanica, keberadaan Kerajaan Shoa, sudah lama disebutsebut dalam catatan-catatan sejarah kuno. Wilayah kekuasaan kerajaan itu terbentang antara dataran tinggi yang dihuni umat Kristiani dan pelabuhan-pelabuhan yang mayoritas didiami warga Muslim di kawasan laut Merah, antara abad ke-10 M dan ke-16 M.
Kerajaan Islam Shoa diperkirakan didirikan pada 896 M dan Walalah menjadi ibu kotanya. Kerajaan ini sempat bergabung dengan kesultanan Ifat pada akhir abad ke-13 M. Pada tahun 1528 M, Kerajaan Shoa diduduki oleh negara Muslim Adal dari timur dan kota kuno itu dihancurkan. Tahun 1856 M, wilayah Shoa dicaplok kekaisaran Ethiopia, namun berhasil direbut kembali oleh Manilek II. Tahun 1886 M, ia memilih kota yang sekarang dikenal dengan nama Addis Ababa sebagai ibukota kerajaannya. Ketika Menilek II menjadi kaisar untuk seluruh daratan Ethiopia pada 1889 M, Addis Ababa menjadi ibu kota Ethiopia.
Kesultanan Aussa
Kerajaan Aussa atau Awsa adalah sebuah kesultanan Islam di timur Ethiopia. Kesultanan yang biasa disebuat Afar itu berada di wilayah perbatasan Eritra dan Djibouti. Ini adalah pemerintahan monarki terkemuka di Afar. Kerajaan ini meredup pada tahun 1672 M.
Kesultanan Harar
Kerajaan Harar atau Harer berada di sebelah timur Ethiopia tepatnya di sebuah bukit yang jaraknya sekitar 500 km dari Addis Ababa. Sejak berdiri sebagai sebuah kesultanan, Harar menjadi kawasan perdagangan utama yang terhubung dengan jalur pedagangan Ethiopia serta Semenanjung Arab dan dunia luar lainnya.
Harar sangat terkenal dengan kopinya. Salah satu penguasa yang terkenal dari kesultanan itu adalah Ahmad bin Ibrihim al- Ghazi. Pada abad ke-16, M, Al-Ghazi melakukan perluasan kekuasaannya dan menjadi ancaman bagi imperium Kristen Ethiopia. Penggantinya adalah Emir Nur ibnu Mujadid. Pada masa kekuasaannya dibangun tembok setinggi empat meter yang mengelilingi Harar. Abad ke-16 merupakan puncak kejayaan kesultanan ini.
Kesultanan Ifat
Ifat merupakan kesultanan Muslim yang berada di sebelah timur Shewa. Sejarawan Al-Umari mencatat kesultanan ini berada di dekat pantai Laut Merah. Jumlah tentaranya mencapai 15 ribu pasukan kuda dan 20 ribu tentara infanteri. Saat kejayaannya, Kesultanan Ifat menguasai jalur perdagangan yang strategis. Inilah yang membuat Ifat sempat menjadi pusat perdagangan di Ethiopia.
2.      Sistem Republik
Republik Demokrasi Federal Ethiopia (Federal Democratic Republic of Ethiopia) dalam bahasa lokal disebut Ityop’iya Federalawi Demokrasiyawi Ripeblik, dahulu bernama Abyssinia atau Italian East Africa. Ibukota Etiopia adalah ADDIS ABABA, terbagi dalam 9 negara bagian yang didasarkan pada etnis dan 2 self-governing administrations*, yaitu Adis Adeba* (Adis Ababa), Afar, Amara (Amhara), Binshangul Gumuz, Dire Dawa*, Gambela Hizboch (Gambela Peoples) Hareri Hizb (Harari People), Oromiya (Oromia), Sumale (Somali), Tigray, Ye Debub Biheroch Bihereseboch na Hizboch (Sauthern Nation, Nationalities and Peoples). Sebagaimana telah diuraikan, Ethiopia adalah negara merdeka tertua di dunia. Pendirinya adalah Menelik I (Ibn al-Malik), putra Nabi Sulaiman dan Ratu Saba, pada abad ke-5 sebelum Masehi. Namun ketika Mengistu Haile Mariam berkuasa di Etiopia (1991), hari kemerdekaan Ethiopia ditetapkan pada tanggal 28 Mei. Pemerintahan Ethiopia dimulai dari Aksum, terletak di propinsi Tigray, ketika Menelik I (Ibn al-Malik) pulang dari Yerussalem mengunjungi ayahnya, Nabi Sulaiman, untuk belajar tentang hukum Musa selama 3 (tiga) tahun).
Nabi Sulaiman dalam al-Qur’an disebut sebagai Nabi yang sangat kaya, bijaksana dan dapat berbicara dengan semua binatang dan jin. Beliau berhasil menaklukkan Ratu Saba’, yang ketika itu juga sudah mendengar tentang kehebatan Nabi Sulaiman. Istana Ratu Saba’ dapat dipindahkan ke Yerusalem hanya dalam sekejap. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam Surat An-Naml (27) ayat 39 dan 40. Jin Ifrit menawarkan bahwa sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari singgsananya, istana Ratu Saba’ dapat dipindahkan, namun tawaran itu dipatahkan oleh orang yang ‘berilmu dari Ahli Kitab’, yang menawarkan jasanya, bahwa hanya dalam sekejap mata, istana Ratu Saba’ dapat dipindahkan ke Yerusalem. Sekembalinya dari Yerusalem, Menelik I mendirikan ‘Solomonic Dynasty’ dan kerajaan Akum sekaligus mengadopsi Hukum Musa (Law of Moses/Taurat). Solomonic Dynasty selanjutnya dikenal dengan ‘Ethiopian Solomonic Dynasty. Namun pada masa dinasti Raja Ezana, pada abad ke-4 Masehi, Hukum Musa diganti dengan ‘Bible’ (Kristen). Kristen Ethiopia adalah Kristen Ortodox, yang dikenal dengan Ethiopian Orthodoz Tewahedo. Sebelum Eropa menerima Kristen sebagai agama di sana, Ethiopia telah terlebih dahulu menerima Kristen sebagai agama negara.
Perlu diketahui, bahwa Kerajaan Aksum pernah menguasai Sudan selama beberapa tahun. Ethiopia adalah satu-satunya negara Afrika yang tak pernah dijajah oleh bangsa Eropa, namun pernah diduduki oleh fasis Italia pada tahun 1936–1941. Pada tahun 1941, bersama tentara Kerajaan Inggris, Ethiopia dapat mengusir Italia keluar dari negeri itu. Kaisar Heile Selassie I menguasai Kerajaan Ethiopia pada tahun 1930 – 1974, sebelum beliau digulingkan oleh Letnan Kolonel Mangistu Haile Mariam pada tahun 1974. Kolonel Mangistu adalah seorang komunis yang dikenal sangat dictator, menguasai sangat mutlak Ethiopia, mengendalikan pemerintahannya dengan menggunakan sebuah lembaga yang bernama ‘Derg” (committee). Pada tahun 1978 terjadi perang perbatasan dengan Somalia, memperebutkan lembah Ogaden. Kolonel Mangistu menguasai Ethiopia selama 17 tahun, dan pada tahun 1991, Derg’s kolaps, karena adanya pemberontakan yang dipelopori oleh Ethiopian Peoples Revolutionary Democratic Front (EPRDF), yang akhirnya membuat Kolonel Mangistu melarikan diri ke Zimbabwe. Tahun 1991 – 1995, pemerintah transisional dibentuk yang beranggotakan 27 politisi, dengan tugas pokok membubarkan sentralisasi kekuasaan dan membentuk negara yang bebas dan demokratis. Pada bulan Aghustus 1995, Ethiopia berubah menjadi suatu negara federal dengan nama Federal Democratic Republic of Ethiopia. Negara federal ini didasarkan atas pembagian etnis.
Negara Federal Ethiopia memisahkan kekuasaan Kepala Negara (Presiden) dan Kepala Pemerintahan (Perdana Menteri). Terpilih sebagai Perdana Menteri (Agustus 1995) adalah Meles Zenawi, dan terpilih kembali pada bulan Oktober 2000. Pada tanggal 8 Oktober 2001 terpilih Letnan GIRMA Wolde-Giorgis sebagai Presiden. Kekuasaan presiden dibatasi setiap 6 (enam) tahun. Sejarah paling memilukan pada masa pemerintahan demokrasi Ethiopia adalah ketika terjadi pemberontakan bangsa Eritrea pada tahun 1991. Eritrean People’s Liberation Front (EPLP) yang dipimpin oleh Isaias Afwerki mengambil kontrol Eritrea dan pada tanggal 23-25 April 1993 diadakan referendum di bawah pengawasan PBB. Pada tanggal 24 Mei 1993, Eritrea merdeka dan resmi memisahkan diri dari Ethiopia.
C.     Perkembangan Islam di Ethiopia
Makkah, bulan Rajab tahun ketujuh Sebelum Hijrah (SH)/615 M. Di tengah kegelapan malam yang mencekam, 11 pria dan empat wanita sahabat Rasulullah SAW mengendapendap meninggalkan Makkah. Dua perahu yang terapung di Pelabuhan Shuaibah siap mengantarkan mereka menuju ke sebuah negeri untuk menghindari kemurkaan dan kebiadaban kafir quraisy.
Negeri yang mereka tuju itu bernama Abessinia dan kini dikenal sebagai Ethiopia - sebuah kerajaan di daratan Benua Afrika. Para sahabat itu hijrah ke Abessinia atas saran Rasulullah SAW.
Inilah proses hijrah pertama yang dilakukan kaum Muslimin, sebelum peristiwa hijrah ke Madinah. Di antara sahabat yang hijrah ke Ethiopia itu antara lain; Usman bin Affan beserta isterinya Ruqayyah yang juga puteri Rasulullah SAW serta sahabat dekat lainnya.
Perjalanan para sahabat ke negeri Ethiopia itu dipimpin Usman bin Maz’un. Setelah mengarungi ganasnya gelombang Laut Merah, lima belas sahabat Rasulullah itu akhirnya terdampar di Ethiopia yang kala itu dipimpin seorang raja bernama Najasyi orang Arab menyebutnya Ashama ibnu Abjar.
Jejak-jejak hijrah Nabi s.a.w. direkam oleh Allah s.w.t. sebagai tersurat dalam Surat Al-Hujurat (49) ayat 13 Ketika Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Ethiopia, beliau diterima secara terhormat oleh Raja Abyssinia, Negus Al-Asham. Oleh karena itu, setelah beliau kembali ke Mekkah, beliau mengutus Ja’far (saudara sepupu), membawa surat yang isinya mengajak Raja Negus Al-Asham masuk Islam. Karena raja Negus masih ragu, maka 6 (enam) tahun kemudian beliau mengutus Amir ibn Umayya untuk membawa surat serupa, dan akhirnya beliau memeluk Islam secara sukaela. Namun keluarga dan gereja tidak bisa menerima keadaan ini, dan setelah beliau wafat keadaan berbalik seperti semula (Kristen Ortodox). Pada abad ke-10, dinasti Fatimiyah di Mesir menekan Gereja Koptik Mesir agar Gereja Ortodox dan Pemerintah Ethiopia memberi kebebasan kepada penganut Muslim untuk melaksanakan ajaran Islam, mendirikan Masjid dan melindungi para pedagang Muslim.
Setelah tiga bulan menetap di Ethiopia dan mendapat perlindungan, para sahabat mencoba kembali pulang ke kampung halamannya, Makkah. Namun, situasi keamanan Makkah ternyata belum aman. Rasulullah SAW lalu memerintahkan umat Muslim untuk kembali ke Ethiopia untuk yang kedua kalinya. Jumlah sahabat yang hijrah pada gelombang kedua itu terdiri dari 80 sahabat. Rasulullah pun berpesan kepada para sahabat untuk menghormati dan menjaga Ethiopia. Orang kafir Quraisy lalu mengirimkan utusannya, Amr bin Ash dan Imarah bin Walid menghadap Raja Ethiopia. Keduanya meminta agar Raja Najasyi mengusir umat Islam dari tanah Ethiopia.
Permintaan orang kafir Quraisy itu ditolak raja Ethopia dan para sahabat tetap tinggal di negeri itu hingga Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Tak semua sahabat kembali berkumpul dengan Rasulullah SAW, sebagian di antara mereka memutuskan untuk menetap di Ethiopia. Mereka lalu menyebarkan agama Islam di wilayah Timur ‘benua Hitam’ itu.
Perlahan namun pasti agama Islam pun mulai berkembang di Ethiopia. Pada mulanya, Islam berkembang di wilayah pesisir selatan Afrika, khususnya dari Somalia. Setelah itu banyak penduduk Ethiopia yang memutuskan untuk memeluk agama Islam. Berkembang pesatnya agama Islam di Ethiopia tak berjalan mulus dan mendapatkan perlawanan dari Umat Nasrani yang berada di wilayah utara Ethiopia seperti Amhara, Tigray, serta Oromo.
Meskipun orang-orang Oromo seharihari mempraktikan tradisi Waaqa yang dipengaruhi budaya Islam, kenyataannya mereka tak suka Islam berkembang di Ethiopia. Sejarawan Ulrich Braukamper berkomentar, ‘’Ekspansi yang dilakukan orang non-Muslim Oromo yang dilakukan selama berabad-abad di wilayah selatan Ethiopia bertujuan untuk menghapuskan Islam dari kawasan itu.’’
Namun, upaya itu tak pernah berhasil. Hingga kini Islam tetap eksis dan menjadi agama terbesar kedua di Ethiopia, setelah Nasrani. Berdasarkan sensus pada tahun 1994, jumlah penduduk Muslim di Ethiopia mencapai 32,8 persen dari total populasi di negera itu. Mayoritas umat Islam di negeri itu kebanyakan berada di Somalia, Afar, serta Oromo. Selain itu, umat Islam juga tersebar di Amhara, Tigray, dan Gurage.
Umat Islam mencapai kejayaannya di negeri yang mayoritas penduduknya beragama Nasrani itu, saat mampu mendirikan kesultanan Muslim. Beberapa kesultanan Muslim yang pernah berkuasa di Ethiopia itu antara lain; Kesultanan Adal di timur Ethiopia; Kesultanan Aussa di timur laut Ethiopia; Kesultanan Harar di timur Ethiopia; Kesultanan Ifat di timur Ethiopia; serta Kesultanan Shewa di Ethiopia tengah.
Setelah meredupnya kejayaan kesultanan Muslim di Ethiopia, posisi umat Islam kian terhimpit. Kondisi mengenaskan itu mulai terjadi ketika di penghujung 1890-an, Raja Yohanes IV mengeluarkan kebijakan untuk mengkristenkan Ethiopia. Akibat kebijakan yang diwarnai kekejian itu, banyak umat Muslim yang akhirnya memiliki keyakinan ganda. Siang hari mereka berpurapura mengaku Kristen, namun pada malam hari mereka menjadi Islam dan melakukan ibadah.
Prinsip ini dalam Islam dikenal dengan nama Taqiah atau menyembunyikan keyakinan diri demi keselamatan diri. Strategi kaum Muslim Ethiopia yang menutupi keyakinan yang sebenarnya itu ditulis secara menarik oleh Najib Kailani dalam novelnya yang berjudul Bayang-Bayang Hitam. Sebagian Muslim yang tak mau taqiah (menyembunyikan keyakinan), akhirnya memilih hijrah ke tempat lain.
Mereka mulai membanjiri wilayah perbatasan menuju Hijaz. Namun, ada juga yang tak mau taqiah tapi tetap menetap di Ethiopia. Mereka yang memilih sikap untuk menunjukkan jati diri keislamannya itu lalu disebut penguasa sebagai pemberontak. Mereka adalah umat Islam yang tak mau kompromi dengan urusan tauhid dan iman.
Para ulama dan umat Islam pun bangkit menolak perlakukan Raja Yohanes IV. Ulama pertama yang angkat senjata melawan kebijakan penghapusan Islam dari Ethiopia itu adalah Ali Adam. Ulama yang disegani itu memulai perjuangannya di Shawa. Bersama pengikutnya, dia dihadang tentara bentukan Raja Yohanes IV di Wahelo, kawasan sebelah barat laut danau Hayk. Di tempat ini Shaikh Ali Adam dan pengikutnya syahid.
Setelah Syaikh Ali Adam, muncul Thalha. Dia memimpin perlawanan terhadap pemaksaan pemurtadan. Dia juga yang menentang perintah membangun gereja yang ditujukan kepada umat Islam. Pemberontakan mengakibatkan gereja yang dibangun umat Islam hancur berantakan. Kelompoknya juga berhasil mengalahkan pasukan kerajaan Yohanes yang dipimpin Ras Mikael.
Hingga kini umat Islam Ethiopia tengah berjuang untuk menuntut hak hidupnya sebagai umat beragama. Akankah toleransi dan saling hormat yang seperti yang diperlihatkan Rasulullah SAW dengan Raja Ethiopia, Najasyi, akan kembali hadir di negeri itu?
Salah satu pejuang Islam yang sangat terkenal di Ethiopia adalah Imam Ahmad ibn Ibrahim al-Ghazi, dikenal dengan sebutan Ahmad Gran. Beliau mengontrol Harar dan Somalia, tenggara Ethiopia. Pemerintahan Ottoman di Mesir memberikan bantuan kedpada Ahmad Gran untuk melawan kolonialis Portugis. Sejak saat itu, pengaruh Islam di Ethiopia sangat terasa, dan akhirnya pada abad ke-14 ada 7 (tujuh) kesultanan yang menganut Islam, yaitu Yifat, Dawaro, Arbabini, Hadiya, Shakara, Bali dan Dara. Sampai dengan tahun 1991, penduduk Ethopia yang menganut Islam sekitar 23,9 juta sampai 27,7 juta orang (45 – 52%), dan menduduki rangking ketiga setelah Nigeria dan Mesir. Islam di Ethiopia mempunyai penganut yang cukup besar (mayoritas), namun peranannya terhadap pemerintahan sangat minoritas, karena Ethiopia mempunyai keunikan, yaitu sejak awal, negeri ini didirikan oleh orang-orang yang mempunyai komitmen kuat terhadap agama Yahudi dan Nasrani, sejak Raja Menelik I sampai dengan Kaisar Haile Selassie. Sehingga kultur kekuasaan dan politik sangat kental dengan warna Kristen Ortodox.
2.   Eritrea
Eritrea sebagaimana Ethiopia, terletak di Tanduk Afrika, Afrika Bagian Timur, mempunyai sejarah yang panjang untuk memperoleh kemerdekaan. Berbeda dengan Ethiopia yang mempunyai sejarah kemerdekaan tertua di dunia, Eritrea harus bersusah payah melepaskan diri dari cengkeraman kerajaan Aksum, Italia, Inggris dan pemerintah federal Ethiopia. Karena begitu panjangnya sejarah kolonialisasi oleh negara asing, khususnya oleh Kerajaan Aksum dan Pemerintah Federal Ethiopia, maka kultur social politik Eritrea hampir tak berbeda dengan Ethiopia. Kultur keagamaannya pun hampir tak berbeda, khususnya mengenai paham Kristen Ortodox. Oleh karena itu, keunikan yang dipunyai oleh Ethiopia, hampir dapat dipastikan Eritrea ikut mewarisinya.
A.     Ekonomi
Sebagai negara baru, Eritrea dikategorikan sebagai negara miskin, dan perekonomiannya didukung oleh sektor pertanian, yang menyerap 80% tenaga kerja (petani dan penggembala). Angka pertumbuhan rata-rata 2%, dengan inflasi rata-rata 15%. Pendapatan per-kapita US $ 700,-. Angkatan kerja diserap oleh sektor pertanian sebesar 80%, industri dan jasa 20%. Hasil tambang utama adalah emas, tembaga, minyak dan gas alam, serta seng dan garam. Sedangkan hasil industrinya berkisar pada food processing, minuman, tekstil, dan pakaian. Sedangkan hasil pertanian unggulan adalah sorgum, lentil, sayuran, jagung, kapas, tembakau, kopi, domba dan ikan. Angka eksportnya sebesar US $ 20 juta, dan import sebesar US $ 500 juta. Komoditi eksportnya adalah binatang hidup, sorgum, tekstil, dan manufaktur, sedangkan patner ekspor Italia, Jerman, Perancis, Amerika Serikat dan Belanda. Komiditi yang diimport adalah mesin, produk minyak, dan makanan. Patner import Italia, Amerika Serikat, Jerman, Ukraina, Turki, Perancis, dan Belanda. Mata uang Eritrea adalah ‘nakfa’ (ERN). US $ 1,- equivalent 9.50 Nakfa (ERN)
B.     Geografi dan Penduduk
Eritrea berbatasan dengan Ethiopia, Sudan dan Djibouti, dengan luas wilayah 121.320 km2. Beriklim panas dan kering di daerah pantai (Laut Merah) serta dingin di bagian tengah (pegunungan). Jumlah penduduknya sekitar 4.362.254 orang, dengan angka pertumbuhan rata-rata per-tahun 1,28%, angka kelahiran 39,44 per-1000, sedangkan angka kematian 13,23 per-1000. Penduduk Eritrea terdiri dari bermacam-macam suku antara lain Tigrinya 50%, Tigre dan Kunama 40%, Afar 4%, Saho dan lainnya 7% Jumlah penganut Islam 52%, Kristen 45%, Animisme dan lain-lain 1,4%. Bahasa yang dipergunakan adalah Afar, Arabic, Tigre dan Kunama, serta Tigrinya.
C.     Sejarah Pemerintahan
Nama lengkap Eritrea adalah State of Eritrea, dalam bahasa lokal disebut Hagere Ertra, dahulu bernama Eritrea Autonomous Region in Ethiopia. Ibukota Eritrea adalah ASMARA, terbagi dalam 6 regions, yaitu Central, Anelba, Southern Red Sea, Northern Red Sea, Southern, dan Gash-Barka. Sebagaimana telah diuraikan, Eritrea adalah negara baru yang memperoleh kemerdekaan dari Ethiopia pada tanggal 24 Mei 1993. Negara ini mengikuti sejarah Ethiopia, sejak dari Kerajaan Aksum sampai dengan Kaisar Haile Selassie. Oleh karena itu, keberadaan Ratu Saba, Raja Menelik I (Abd al-Malik), King Azana, maupun Bilal r.a. juga merupakan bagian sejarah Eritrea. Pada tahun 1889-1941 diduduki Italia, pada tahun 1941 Italia diusir dari Eritrea oleh Inggris. Yang perlu dicatat adalah sejarah Eritrea ketika memperoleh kemerdekaan dari Ethiopia.
Eritrea menjadi bagian dari negara federasi Ethiopia pada tahun 1952. Pada tahun 1958, benih-benih pemberontakan mulai muncul, dan pada tahun 1961 dimulailah genderang perang kemerdekaan Eritrea. Tahun 1962, Eritrea dijadikan propinsi ke-14 oleh Ethiopia, dan pada tahun 1970 Eritrean People’s Liberation Front (EPLF) didirikan. Tahun 1976-1978 EPLF mengontrol hampir semua kota di Eritrea. Pada tahun 1991, Isaias Afwerki, Sekjen EPLF memegang kendali pemerintahan transisional Eritrea. Dan akhirnya seluruh gejolak politik ini mengundang campur tangan internasional, sehingga PBB menyetujui diadakannya ‘referendum’ sebagaimana dituntut oleh EPLF. Referendum di bawah pengawasan PBB diadakan selama dua hari, 23-25 April 1993. Hasilnya adalah 99,81% rakyat Eritrea setuju merdeka. Dan akhirnya pada tanggal 24 Mei 1993, Eritrea resmi menjadi negara merdeka. Terpilih sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan adalah ISIAS AFWERKI pada tanggal 8 Juni 1993. Namun Eritrea belum juga mengalami ketenangan, karena perang perbatasan dengan Ethiopia masih berlanjut, demikian juga dengan Sudan.
Perang perbatasan dengan Ethiopia berlangsung selama 2 (dua) tahun, 1998-2000, telah menewaskan kurang lebih 70.000 orang. Oleh karena itu, pada tahun 2000 dibentuk suatu ‘Komisi Perbatasan Ethiopia-Eritrea (Eritrea-Ethiopia Boundary Commission). Perang perbatasan dianggap selesai pada tahun 2003 yang lalu. Karena Eritrea sebagaimana Ethiopia dikuasai oleh Kristen Ortodox, maka tekanan politik dilakukan oleh partai politik Islam antara lain datang dari Eritrean Islami Jihad Movement (EIJM), terkenal dengan Abu Sihel Movement, Eritrean Islamic Salvation (EIS), terkenal dengan Arafa Movement.
D.    Perkembangan Islam di Eritrea
Islam dianut oleh 52% dari total penduduk Eritrea. Islam masuk pertamakali ke Eritrea pada abad ke-7 Hijrah, sebagaimana di Ethiopia, ketika Nabi Muhammad s.a.w. melakukan hijrah beliau yang pertama ke negara tersebut (615 Masehi). Namun spesifikasi masuknya Islam di Eritrea terjadi pada abad ke-8, ketika para pembawa misi Islam memasuki Kepulauan Dahlak dan kota pantai Massawa.
Pada abad ke-10, hampir seluruh penduduk Kepulauan Dahlak dan kota pantai Massawa masuk Islam. Pada abad ke-16, Kerajaan Otoman Turki menguasai hampir seluruh bagian utara dan timur Afrika, termasuk di dalamnya Eritrea sampai dengan abad ke-19. Setelah itu, masuk tentara Mesir dan menguasai Massawa. Adapun suku-suku di Eritrea yang menganut Islam Afar, Agaw Western, Beja, Bilen, Hadrami, Kunama, Mensa, Nara, Saho, Somali, Sudanese Arab, dan Tigre. Sebagaimana di Ethiopia, secara politis, ummat Islam di Eritrea mengalami tekanan-tekanan, karena kekuasaan pemerintahan didominasi oleh kaum Krsten Ortodox, sehingga muncul parpol-parpol Islam yang bertujuan untuk menekan pemerintahan Isaias Afwerki, agar berlaku adil dan proporsional terhadap Islam. Hal inilah yang membedakan perjuangan ummat Islam di Ethiopia dan Eritrea.
Ummat Islam di Eritrea selalu berjuang untuk memperoleh hak yang sama dengan ummat Kristen Ortodox, sedangkan di Ethiopia, gaung perjuangan untuk membela Islam hampir tidak terdengar. Karena kegigihan ummat Islam Eritrea, akhirnya mereka dicap sebagai kaum Islam fundamentalis dan teroris.

E.     Bilal dan Hak Azasi Manusia
Bilal bin Rabah r.a. semula adalah seorang budak saudagar kaya Umaiyyah bin Khallaf (bangsawan Quraish Makkah), berasal dari Habsyi, Abessynia atau Ethiopia/Eritrea. Karena ke-Islaman-Nya, beliau disiksa dengan amat keras oleh tuannya, Umaiyyah bin Khallaf. Penyiksaan ini mengundang Abu Bakar r.a., yang kemudian membebaskannya (memerdekakannya) dengan sejumlah tebusan. Karena dimerdekakan oleh Abu Bakar, maka beliau mendapat julukan ‘Maula Abu Bakar, atau orang yang dibeli untuk bebas oleh Abu Bakar r.a. Beliau sangat dekat dengan Nabi s.a.w., apalagi mengingat bahwa Bilal bin Rabah berasal dari Habsyi (Ethiopia/Eritrea). Menurut suatu riwayat, Bilal bin Rabbah termasuk orang yang pertama menampakkan keislamannya, setelah Abu Bakar, Ammar dan Ibunya, Shuhaib, dan Maqdad. Mereka semua punya pelindung, kecuali Bilal bin Rabbah. Karena sebagai budak dan tidak mempunyai pelindung, maka posisi Bilal bin Rabbah r.a. sangat lemah, sehingga kaum kafir Quraisy menyerahkannya kepada anak-anak untuk diarak ramai-ramai di jalan-jalan Makkah. Namun beliau tetap tegar dan selalu menyatakan: Ahad…Ahad…Ahad. Beliau mendpatkan pendidikan (tentang zuhud) langsung dari Nabi Muhammad s.a.w.
Kemerdekan Bilal bin Rabah r.a. menjadi lambang hak azasi manusia dalam Islam. Walaupun berkulit hitam legam, Abu Bakar r.a. melihat bahwa Bilal mempunyai hak yang sama sebagaimana manusia lainnya, oleh karena itu, memerdekakan Bilal berarti memuliakan Islam itu sendiri, karena di depan Allah s.w.t., manusia hanya dibedakan karena taqwanya. Islam tidak memperbolehkan (mengharamkan) adanya perbudakan. Hal ini sebagai bentuk penghargaan terhadap ummat manusia bahwa pada dasarnya manusia itu diciptakan sebaik-baik ciptaan Allah, suci sejak lahir dan tidak mengenal strata sosial. Penghargaan tertinggi yang diberikan kepada Bilal bin Rabbah r.a. adalah ketika beliau ‘dipercaya’ sebagai muadzdin pertama oleh Nabi s.a.w. dan tugas ini dilakukan sampai Ummar ibn Khattab menjadi Khalifah. Ketika itu beliau sedang mukim di Syiria. Bilal bin Rabbah r.a. juga dijamin Rasullah s.a.w. masuk surga dan bahkan mendahului beliau. Pada tahun 630 Masehi, Bilal bin Rabbah r.a. berkunjung ke Ethiopia/Eritrea, dan pada tahun 648 Masehi menyelamatkan keluarga Nabi s.a.w. ketika terjadi perang di Karbala dan membawanya ke Ethiopia. Bilal bin Rabbah r.a. wafat di Ethiopia pada tahun 670 Masehi.
Ethiopia maupun Eritrea, dua negara yang dikuasai oleh kaum Kristen Ortodox, sangat beruntung mempunyai seorang sahabat yang sangat dicintai Rasul s.a.w. serta menjadi lambing Hak Azasi Manusia dalam Islam. Oleh karena itu, kaum Muslim di kedua negara tersebut patut bersyukur dan seharusnya selalu meniru langkah-langkah Bilal bin Rabbah r.a. yang tak pernah surut dalam memperjuangkan kebenaran, kebebasan, dan hak azasi manusia.